Kamis, 31 Juli 2014

Kumpulan Bacaan Umum Teks Bahasa Arab

أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم (Ta’awwuz: A’udzubillahi minas syaito nirrojim)
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ (Bismillahir rahmanir rahim)


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ (Assalaamu’alaikum wa rahmatullah wabarakatuhu)
وَ عَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ (Wa’alaikum salaam wa rahmatullah wabarakatuh)


سُبْحَانَ اللّهُ (Subhanallah)
اَلْحَمْدُلِلّهِ (Alhamdulillah)
لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللّهُ (Laa ilaaha illallah)
اَللّهُ اَكْبَرُ (Allahu Akbar)

لاَحوْلَ وَلاَ قُوَّة اِلاَّبِاللّهِ (Laa haula wa laa quwwata illa billah)
اَمِين يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن (Amin Ya Rabbal ‘Alamin)
اَسْتَغْفِرُ اَللّهَ الْعَظِیْمَ (Astaghfirullah hal adzim)


حَلاَلً (halal)
حَرَامٌ (haram)


Selasa, 15 Juli 2014

Ekspansi Bank ke Mancanegara

Banks
Firming up control
overweight - Maintained
Banks | Author (s): Soegiarto HADI, FRM +62 (21) 30061722,

Jakarta Post reported that the regulator may limit foreign ownership in banks to a 40% maximum (not retroactive) as early as 30 Sep 14 and require foreign banks 'Indonesian branches to operate as Perseroan Terbatas (PTS) rather than branches, potentially reducing interoffice fund-flow flexibility with their foreign-based parents. The regulation may reduce the attractiveness of Danamon, Panin and BTPN as foreign M & A targets. We maintain our Overweight position with catalysts still expected from foreign inflow. BMRI, BBRI dan BBTN are our top picks.


SECTOR COMPARISON

1.BBCA - HOLD - 11,050 - CY P/BV14 (x): 3.63
2.BDMN - Reduce - 3.850 - CY P/BV14 (x): 1.20 
3.BMRI - ADD - 10,700 - CY P/BV14 (x): 2.32
4.BBNI - HOLD - 4.800 - CY P/BV14 (x): 1.72
5.PNBN - Reduce - 760 - CY P/BV14 (x): 1,01 
6.BBRI - ADD - 10,250 - CY P/BV14 (x): 2.96
7.BBTN - ADD - 1.300 - CY P/BV14 (x): 0.98 (very cheap!!!)
8.BTPN - HOLD - 4.500 - CY P/BV14 (x): 1.90
Sumber:  Riset CIMB 15 JULI 2014

Menurut Agus, bank asal Indonesia yang sudah siap berekspansi ke negara lain adalah bank kategori bank umum kelompok usaha (BUKU) IV, yakni mereka dengan modal inti di atas Rp 30 triliun. Ada empat bank yang masuk BUKU IV yakni, Bank Mandiri, Bank Central Asia, Bank Negara Indonesia dan Bank Rakyat Indonesia (lihat tabel).

Kinerja Bank Buku IV per Mei 2014 (dalam triliun rupiah)
Keterangan    BMRI         BBCA     BBRI       BBNI
Aset                  655,56      502,98   604,59   391,93
Modal               88,85         67,35     84,82     49,71
Laba Bersih    7,27           6,16       9,77        3,83
Sumber: Bank Indonesia


Sumber:
Bank lokal segera bebas ekspansi ke Asean


Mencari Makna Hidup

Di usia yang sudah kepala empat ..
Bagaimana mencari kebebasan finansial, ketersediaan dan kecukupan yang tiada batas akhir ..
Bersedeqah dan berharap hanya pada Allah SWT keluasan rejeki dan kebejoan hidup di dunia dan akhirat ..

SEDEKAH DI BULAN RAMADHAN

Di Bulan Ramadhan, beliau Rasulullah SAW sangatlah dermawan, sangat mudah mengeluarkan sedekah.

Ibnu Abbas ra berkata: "Rasulullah SAW adalah manusia yang paling dermawan. Dan lebih dermawan pada bulan Ramadhan, ketika Jibril menemuinya untuk mengajari Al-Qur` an pada setiap malam pada bulan itu. Kedermawanan Rasulullah SAW pada saat itu lebih baik dari angin sepoi- sepoi (angin yang bertiup terus-menerus dan bermanfaat) ". (HR. Bukhari 1/30 dan Muslim no. 2307)

Dalil ini menunjukkan keutamaan sedekah bulan Ramadhan dimana Amal itu dilipatkan pahalanya karena kemuliaan waktu dan tempatnya.

Doa Malaikat atas Pemberi dan Penahan Sedekah:

Rasulullah SAW bersabda: "Setiap hari, dua malaikat turun ke bumi, salah seorang dari mereka berkata, 'Ya Allah, gantilah harta orang yg bersedekah di jalan-Mu'. Sedangkan yang satunya lagi berkata, 'Ya Allah, binasakanlah harta orang yang menahan hartanya untuk disedekahkan ". (HR.Bukhari)

Saat kita berbagi, sesungguhnya kita sedang diberi kesempatan oleh Allah untuk mewakili-Nya berbagi kasih.

Betapa sedekah memiliki keajaiban tiada tara. Namun, mengapa masih banyak orang yang tidak gemar melakukannya?

MITOS: "Sedekah tapi tidak bisa berharap"

Padahal selama kita berharap kepada Allah, itulah namanya IKHLAS. Bila kita berharap kepada selain Allah, itulah namanya TIDAK IKHLAS.

Kita disuruh berharap balasan dunia dan akhirat (QS 2: 200-202), dan Nabi SAW pun berharap.


Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu [ adalah menjadi kebiasaan orang-orang Arab Jahiliyah setelah menunaikan haji lalu bermegah-megahan tentang kebesaran nenek moyangnya. Setelah ayat ini diturunkan maka memegah-megahkan nenek moyangnya itu diganti dengan dzikir kepada Allah] , atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang berdo `a:" Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia ", dan tiadalah baginya bagian (yang menyenangkan) di akhirat. (Al-Baqarah [2]: 200)


Dan di antara mereka ada orang yang berdo `a:" Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka " [inilah do `a yang sebaik-baiknya bagi seorang muslim](Al-Baqarah [2]: 201)

Mereka itulah orang-orang yang mendapat bagian dari yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya. (Al-Baqarah [2]: 202)

Jadi, bersedekahlah dan berharaplah!

Punya keinginan dan ingin dikabulkan? mari kita BERSEDEKAH dan BERHARAP!

Sumber:




Rabu, 09 Juli 2014

Pemilu 2014: Mari Kita Wujudkan Pemilu Damai

Siapapun pemenangnya dalam Pilpres hari ini, mari kita jaga keamanan bersama. Yang menang jangan sombong, yang kalah jangan rusuh # PemiluDamai

Jangan lupa untuk berpartisipasi dalam Pemilu Presiden, jangan sampai golput ya ...

Hal di atas sebenarnya mengingatkan pada diri sendiri ..

Pada awalnya saya pun termasuk pemilih golput - memillih untuk tidak memilih -. Ini berdasarkan pada pertimbangan saya bahwa dari kedua capres ini tidak ada bedanya, sama-sama jeleknya,

  • Yang satu gila departemen - belum habis satu periode, sudah nyalon lagi di posisi yang lebih tinggi, pake beralasan untuk membangun negeri atau apalah!
  • Yang satu lagi punya pengalaman masa lalu yang buruk, namun apalah masa lalu, tidak sepenuhnya bisa dijadikan patokan, Umar pun sahabat Nabi SAW, pernah bunuh anaknya, namun sekarang  Umar bin Khattab  menjadi orang no-2 di jajaran Khulafaur Rasyidin (bahasa Arab:  الخلفاء الراشدون , para pemimpin yang selalu mendapat petunjuk dari Allah SWT).

Saya hampir menetapkan pilihan ke pada capres yang ini dengan pertimbangan di atas, tapi akhirnya urung juga, karena pasangan cawapres yang dia pilih adalah sosok yang tidak saya sukai, track-record- nya kurang bagus di mata saya. Golput lah akhirnya pilihan ku!!

Di masa pencarian dan menetapkan hati, sebuah pencerahan dari kawans dan beberapa situs yang saya kunjungi, bahwa ketika umaro tidak bisa lagi menjadi sandaranmu, ikutilah jejak ulamamu, karena mereka akan membimbingmu baik di dunia maupun di akhirat ..

Akhirnya inilah yang mengubah saya berpaling dari golput dan memilih salah satu diantara kedua capres ini.

Berpeganglah pada Ulama, karena Al-Quran memberikan petunjuk akan hal itu,


Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama [orang-orang yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah] . Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (Fathir [35]: 28)

Para ulama adalah pewaris Nabi dan penerus tugas-tugasnya di dunia, yakni membawa kabar gembira, memberi peringatan, mengajak kepada Allah dan memberi cahaya.

Saya hanya berpesan sesuai pengalaman saya ini, jangan sampai golput ya .. tentukan pilihanmu sesuai hati nuranimu, namun apabila masih bingung, ikutilah jejak para ulama yang kamu percayai. Insya Allah akan tenang hati mu dalam menetapkan pilihanmu ..

Selamat berpartisipasi dalam Pemilu Presiden, hari ini!!
Selamat mencoblos!!

Seputar kondisi di tempat saya mencoblos, jam 10.00 an pagi datang ke lokasi langsung nyoblos tanpa antri lagi, situasi masih sepi atau memang sepi ..?? saran di bulan puasa, masih pada tidur ngkaleee ... habis sahur sekalian nonton Piala Dunia Jerman - Brasil (7 -1), yess!! Jerman ..

Sedikit selfie di lokasi:

 Suasana terlihat sepi, hanya segelintir saja yang terlihat di TPS 29,


Selesai mencoblos, mudah-mudahan suara kami dapat membawa Indonesia ke arah yang lebih baik .. amiinn ..



Sumber:




Senin, 07 Juli 2014

Pak Prabowo, Kami Memilih Anda, Tapi...

Inilah Nasehat Salim A Fillah yang Langsung Direspon Prabowo
Sangat bagus sebagai pedoman apabila kita atau pun kawan kita ingin menjadi pemimpin yang amanah..
Saya coba kutipkan dari salah-satu situs (tertera di bawah), berikut isinya:

Salah satu tugas ulama dan dai adalah ber-amar ma’ruf nahi munkar, termasuk menasehati pemimpin. Sedangkan pemimpin yang baik adalah sosok yang terbuka menerima kritik dan nasehat, terutama yang datang dari ulama.

Sore tadi, jagad Twitter dicerahkan dengan twit Capres Prabowo Subianto yang secara terbuka menyampaikan bahwa ia menerima tulisan nasehat Salim A Fillah dan mencatatnya baik-baik.

“Sore ini saya membaca tulisan saudara kita di Melbourne @SalimaFillah. Terima kasih bung Salim. Saya catat baik-baik,” kata Prabowo melalui akun Twitternya @Prabowo08.

Seperti apa nasehat Salim A Fillah yang dicatat baik-baik oleh Prabowo? Berikut salinannya:

Pak Prabowo, kami memilih Anda, tapi..

Tapi sungguh orang yang jauh lebih mulia daripada kita semua, Abu Bakr Ash Shiddiq, pernah mengatakan, “Saya telah dipilih untuk memimpin kalian, padahal saya bukanlah orang yang terbaik di antara kalian. Kalau saya berlaku baik, bantulah saya. Dan kalau anda sekalian melihat saya salah, maka luruskanlah.”

Maka yang kami harapkan pertama kali dari Anda, Pak Prabowo, adalah sebuah kesadaran bahwa Anda bukan pahlawan tunggal dalam masa depan negeri ini. Barangkali memang pendukung Anda ada yang menganggap Andalah orang terbaik. Tetapi sebagian yang lain hanya menganggap Anda adalah sosok yang sedang tepat untuk saat ini. Sebagian yang lainnya lagi menganggap Anda adalah “yang lebih ringan di antara dua madharat”.

Tentu saja, mereka yang tidak memiliih Anda menganggap Anda bukan yang terbaik, tidak tepat, dan juga berbahaya.

Dan jika Anda, Pak Prabowo, nantinya terpilih menjadi Presiden, maka mereka semua akan menjadi rakyat yang dibebankan kepada pundak Anda tanggungjawabnya di hadapan Allah. Maka kami berbahagia ketika Anda berulang kali berkata di berbagai kesempatan, “Jangan mau dipecah belah. Jangan mau saling membenci. Kalau orang lain menghina kita, kita serahkan pada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Tuhan Maha Besar.”

Dan Anda juga harus menyadari bahwa barangsiapa merasa jumawa dengan kekuasaan, maka beban kepemimpinan itu akan Allah pikulkan sepelik-peliknya di dunia, dan tanggungjawabnya akan Dia jadikan penyesalan serta siksa di akhirat. Adapun pemimpin yang takut kepada Allah, maka Dia jadikan manusia taat kepadanya, dan Dia menolong pemimpin itu dalam mengemban amanahnya.

Pak Prabowo, kami memilih Anda, tapi..

Tapi sungguh orang yang jauh lebih perkasa daripada kita semua, ‘Umar ibn Al Khaththab, pernah mengatakan, “Seandainya tidaklah didorong oleh harapan bahwa saya akan menjadi orang yang terbaik di antara kalian dalam memimpin kalian, orang yang terkuat bagi kalian dalam melayani keperluan-keperluan kalian, dan orang yang paling teguh mengurusi urusan-urusan kalian, tidaklah saya sudi menerima jabatan ini. Sungguh berat bagi Umar, menunggu datangnya saat perhitungan.”

Maka yang kami harapkan berikutnya dari Anda, Pak Prabowo, adalah sebuah cita-cita yang menyala untuk menjadi pelayan bagi rakyat Indonesia. Sebuah tekad besar, yang memang selama ini sudah kami lihat dari kata-kata Anda. Dan sungguh, kami berharap, ia diikuti kegentaran dalam hati, seperti ‘Umar, tentang beratnya tanggungjawab kelak ketika seperempat milyar manusia Indonesia ini berdiri di hadapan pengadilan Allah untuk menjadi penggugat dan Anda adalah terdakwa tunggal bila tidak amanah, sedangkan entah ada atau tidak yang sudi jadi pembela.

Pak Prabowo, jangankan yang tak mendukung Anda, di antara pemilih Andapun ada yang masih meragukan Anda karena catatan masa lalu. Saya hendak membesarkan hati Anda, bahwa ‘Umar pun pernah diragukan oleh para tokoh sahabat ketika dinominasikan oleh Abu Bakr sebab dia dianggap keras, kasar, dan menakutkan. Tapi Anda bukan ‘Umar. Usaha Anda untuk meyakinkan kami bahwa kelak ketika terpilih akan berlaku penuh kasih kepada yang Anda pimpin harus lebih keras daripada ‘Umar.

Pak Prabowo, kami memilih Anda karena kami tahu, seseorang tak selalu bisa dinilai dari rekam jejaknya. ‘Umar yang dahulu ingin membunuh Nabi, kini berbaring mesra di sampingnya. Khalid yang dahulu panglima kebatilan, belakangan dijuluki ‘Pedang Allah’. Tapi Anda bukan ‘Umar. Tapi Anda bukan Khalid. Usaha Anda untuk berubah terus menjadi insan yang lebih baik daripada masa lalu Anda akan terus kami tuntut dan nantikan. Ya, maaf dan dukungan justru dari orang-orang yang diisukan pernah Anda ‘culik’ menjadi modal awal kepercayaan kami kepada Anda.

Pak Prabowo, kami memilih Anda, tapi..

Tapi orang yang jauh lebih dermawan daripada kita semua, ‘Utsman ibn ‘Affan, pernah mengatakan, “Ketahuilah bahwa kalian berhak menuntut aku mengenai tiga hal, selain kitab Allah dan Sunnah Nabi; yaitu agar aku mengikuti apa yang telah dilakukan oleh para pemimpin sebelumku dalam hal-hal yang telah kalian sepakati sebagai kebaikan, membuat kebiasaan baru yang lebih baik lagi layak bagi ahli kebajikan, dan mencegah diriku bertindak atas kalian, kecuali dalam hal-hal yang kalian sendiri menyebabkannya.”

Ummat Islam amat besar pengorbanannya dalam perjuangan kemerdekaan negeri ini. Pun demikian, sejarah juga menyaksikan mereka banyak mengalah dalam soal-soal asasi kenegaraan Indonesia. Cita-cita untuk mengamalkan agama dalam hidup berbangsa rasanya masih jauh dari terwujud.

Tetapi para bapak bangsa, telah menitipkan amanah Maqashid Asy Syari’ah (tujuan diturunkannya syari’at) yang paling pokok untuk menjadi dasar negara ini. Lima hal itu; pertama adalah Hifzhud Diin (Menjaga Agama) yang disederhanakan dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Kedua Hifzhun Nafs (Menjaga Jiwa) yang diejawantahkan dalam sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Ketiga Hifzhun Nasl (Menjaga Kelangsungan) yang diringkas dalam sila Persatuan Indonesia. Keempat Hifzhul ‘Aql (Menjaga Akal) yang diwujudkan dalam sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Dan kelima, Hifzhul Maal (Menjaga Kekayaan) yang diterjemahkan dalam sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Pak Prabowo, kami memilih Anda sebab kami berharap Anda akan melaksanakan setidak-tidaknya kelima hal tersebut; menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga kelangsungan, menjaga akal, dan menjaga kekayaan; dengan segala perwujudannya dalam kemaslahatan bagi rakyat Indonesia. Kami memilih Anda ketika di seberang sana, ada wacana semisal menghapus kolom agama di KTP, melarang perda syari’ah, mengesahkan perkawinan sejenis, mencabut tata izin pendirian rumah ibadah, pengalaman masa lalu penjualan asset-aset bangsa, lisan-lisan yang belepotan pelecehan kepada agama Allah, hingga purna-prajurit yang tangannya berlumuran darah ummat.

Pak Prabowo, seperti ‘Utsman, jadilah pemimpin pelaksana ungkapan yang amat dikenal di kalangan Nahdlatul ‘Ulama, “Al Muhafazhatu ‘Alal Qadimish Shalih, wal Akhdzu bil Jadidil Ashlah.. Memelihara nilai-nilai lama yang baik dan mengambil hal-hal baru yang lebih baik.”

Pak Prabowo, kami memilih Anda, tapi..

Tapi orang yang lebih zuhud daripada kita semua, ‘Ali ibn Abi Thalib, pernah mengatakan, “Barangsiapa mengangkat dirinya sebagai pemimpin, hendaknya dia mulai mengajari dirinya sendiri sebelum mengajari orang lain. Dan hendaknya ia mendidik dirinya sendiri dengan cara memperbaiki tingkah lakunya sebelum mendidik orang lain dengan ucapan lisannya. Orang yang menjadi pendidik bagi dirinya sendiri lebih patut dihormati ketimbang yang mengajari orang lain.”

Pak Prabowo, hal yang paling hilang dari bangsa ini selama beberapa dasawarsa yang kita lalui adalah keteladanan para pemimpin. Kami semua rindu pada perilaku-perilaku luhur terpuji yang mengiringi tingginya kedudukan. Kami tahu setiap manusia punya keterbatasan, pun juga Anda Pak. Tapi percayalah, satu tindakan adil seorang pemimpin bisa memberi rasa aman pada berjuta hati, satu ucapan jujur seorang pemimpin bisa memberi ketenangan pada berjuta jiwa, satu gaya hidup sederhana seorang pemimpin bisa menggerakkan berjuta manusia.

Pak Prabowo, kami memilih Anda sebab kami tahu, kendali sebuah bangsa takkan dapat dihela oleh satu sosok saja. Maka kami menyeksamai sesiapa yang ada bersama Anda. Lihatlah betapa banyak ‘Ulama yang tegak mendukung dan tunduk mendoakan Anda. Balaslah dengan penghormatan pada ilmu dan nasehat mereka. Lihatlah betapa banyak kaum cendikia yang berdiri memilih Anda, tanpa bayaran teguh membela. Lihatlah kaum muda, bahkan para mahasiswa.

Didiklah diri Anda, belajarlah dari mereka; hingga Anda kelak menjelma apa yang disampaikan Nabi, “Sebaik-baik pemimpin adalah yang kalian mencintainya dan dia mencintai kalian. Yang kalian doakan dan dia mendoakan kalian.”

Pak Prabowo, kami memilih Anda, tapi..

Tapi orang yang lebih adil daripada kita semua, ‘Umar ibn ‘Abdil ‘Aziz, pernah mengatakan, “Saudara-saudara, barangsiapa menyertai kami maka silahkan menyertai kami dengan lima syarat, jika tidak maka silahkan meninggalkan kami; yakni, menyampaikan kepada kami keperluan orang-orang yang tidak dapat menyampaikannya, membantu kami atas kebaikan dengan upayanya, menunjuki kami dari kebaikan kepada apa yang kami tidak dapat menuju kepadanya, dan jangan menggunjingkan rakyat di hadapan kami, serta jangan membuat-buat hal yang tidak berguna.”

Sungguh karena pidato pertamanya ini para penyair pemuja dan pejabat penjilat menghilang dari sisi ‘Umar ibn ‘Abdil ‘Aziz, lalu tinggallah bersamanya para ‘ulama, cendikia, dan para zuhud. Bersama merekalah ‘Umar ibn ‘Abdil ‘Aziz mewujudkan pemerintahan yang keadilannya dirasakan di segala penjuru, sampai serigalapun enggal memangsa domba. Pak Prabowo, sekali lagi, kami memilih Anda bukan semata karena diri pribadi Anda. Maka pilihlah untuk membantu urusan Anda nanti, orang-orang yang akan meringankan hisab Anda di akhirat.

Pak Prabowo, kami memilih Anda, tapi..

Tapi kalaupun Anda tidak terpilih, kami yakin, pengabdian tak memerlukan jabatan. Tetaplah bekerja untuk Indonesia dengan segala yang Anda bisa, sejauh yang Anda mampu.

Sungguh Anda terpilih ataupun tidak, kami sama was-wasnya. Bahkan mungkin, rasa-rasanya, lebih was-was jika Anda terpilih. Kami tidak tahu hal yang gaib. Kami tidak tahu yang disembunyikan oleh hati. Kami tidak tahu masa depan. Kami hanya memilih Anda berdasarkan pandangan lahiriyah yang sering tertipu, disertai istikharah kami yang sepertinya kurang bermutu.

Mungkin jika Anda terpilih nanti, urusan kami tak selesai sampai di situ. Bahkan kami juga akan makin sibuk. Sibuk mendoakan Anda. Sibuk mengingatkan Anda tentang janji Anda. Sibuk memberi masukan demi kemaslahatan. Sibuk meluruskan Anda jika bengkok. Sibuk menuntut Anda jika berkelit.

Inilah kami. Kami memilih Anda Pak Prabowo, tapi..

Tapi sebagai penutup tulisan ini, mari mengenang ketika Khalifah ‘Umar ibn ‘Abdil ‘Aziz meminta nasehat kepada Imam Hasan Al Bashri terkait amanah yang baru diembannya. Maka Sang Imam menulis sebuah surat ringkas. Pesan yang disampaikannya, ingin juga kami sampaikan pada Anda, Pak Prabowo. Bunyi nasehat itu adalah, “Amma bakdu. Durhakailah hawa nafsumu! Wassalam.”

doa kami,

hamba Allah yang tertawan dosanya, warga negara Republik Indonesia. [Salim A Fillah]

Sumber: